Berbeda dengan tahun sebelumnya, ulang tahun Majelis Sastra Bandung kali ini terasa sederhana. Meski demikian, komunitas sastra yang genap berusia satu dekade atau 10 tahun ini masih tetap bertekad menggelar beragam pengajian sastra, salah satu program utamanya.
Peringatan bertajuk “Satu Dekade 25 Januari 2009-25 Januari 2019 Majelis Sastra Bandung: Ruang Sastra yang Sebenarnya” digelar di Gedung Indonesia Menggugat, Jalan Perintis Kemerdekaan, Bandung, Jumat (25/1/2019).
Acara diwarnai musikalisasi dari musisi balada seperti Adew Habtsa, Ganjar Noor, Opik Rozensky, dan Mukti-mukti. Sementara pembacaan puisi disampaikan Yustia yang merangkap sebagai MC, Miranti, Laras, Dian Harun, dan Zulfa.
Selanjutnya sambutan dari Rois Amr MSB Matdon. Setelah itu dilakukan pemotongan tumpeng nasi kuning yang dilakukan Matdon dan diberikan kepada salah satu pendiri, Deddy Koral.
Matdon mengakui, menjalankan sebuah komunitas sastra tidak mudah. Malah sejak 2016 kegiatan MSB cenderung menurun seiring banyaknya anggota yang mempunyai kesibukan masing-masing, mulai berkeluarga, bekerja, atau pindah rumah.
“Banyak teman yang hilang. Ternyata mengurus sastra di Bandung susah,” katanya. Kendati demikian, masih ada pihak-pihak yang tetap menyemangati kegiatan MSB.
Semangat mereka menjadi modal bagi MSB untuk menjalani tahun-tahun berikutnya. “Acara ini bukan yang terakhir, ke depan akan ada lagi pengajian sastra dari MSB,” katanya.
Acara peringatan tahun ini pun lebih sederhana karena keterbatasan sumber daya. Pada tahun-tahun sebelumnya, MSB memeringati hari lahirnya dengan konser dangdut yang membedah sastra pada musik dangdut, kemudian diskusi menghadirkan sastrawan, pernah juga menggelar acara wayang golek.
Majelis Sastra Bandung merupakan komunitas sastra nirlaba, berdiri 25 Janurai 2009. didirikan oleh penggiat sastra seperti Dedy Koral, Aendra Medita, Hermana HMT, Hanief, Ayi Kurnia, dan Yusef Muldiyana.
Aktivitas rutinnya ialah “Pengajian Sastra” dengan cita-cita menggali kembali gairah para penyair muda Bandung, menghidupkan kembali ruang-ruang diskusi yang pernah hidup beberapa waktu lalu. Pengajian Sastra berlangsung rutin sebulan sekali, berisi diskusi sastra dengan tema beragam, mulai mengkaji ilmu dan pengetahuan tentang sastra yang di dalamnya meliputi puisi, novel, cerpen, teater, flm, musik dll.
Beberapa penyair “menghidupkan” majelis ini mulai dari Acep Zamzam Noer, Afrizal Malna, Binhad Nurohmat, Ahmad Subbanudin Alwi, Hawe Setiawan, Soni Farid Maulana, Syafrina Noorman, Imam Abda, Ahda Imran, Irfan Hidayatullah, Eriyanti Nurmala Dewi, Nenden Lilis Aisyah, Septiawan Santana, Yopi Setia Umbara, Herri Maja Kelana, Anwar Kholid, Sosiawan Leak, Zabidi Zay, dan sejumlah sastrwaan nasional lainnya. [Iman]