THINKWAY.ID – Ramadan kini telah mendekati akhir. Banyak manusia bergegas untuk kembali ke kampung halamannya. Geliat mudik di 2022 ini lebih ramai ketimbang dua tahun sebelumnya. Pandemi membuat aktivitas pulang kampung menjadi tersendat. Terminal, bandara, stasiun, pelabuhan, dan jalanan sudah mulai dipadati oleh masyarakat. Pilihan untuk menggunakan moda kendaraan yang mana, itu tergantung pada kenyamanan orang masing-masing.
Perjalanan panjang memang terasa letih dan membosankan. Banyak aktivitas yang bisa dilakukan untuk menghilangkan rasa jemu tersebut. Salah satunya adalah merokok bagi yang memang kebetulan seorang perokok. Namun, tidak semua moda kendaraan umum menyediakan fasilitas ruangan merokok. Pesawat sudah barang tentu menjadi yang pertama untuk kita coret. Sisanya menjadi dua moda kendaraan umum darat yaitu bus dan kereta api, dan satu kendaraan laut yaitu kapal.
Setahu saya di kapal masih disediakan fasilitas untuk merokok. Letaknya bukan di dalam dek kapal, tapi di bagian luar. Ada di area kafetaria atau bagian luar sisi kapal lainnya. Poin tambahan dan bonusnya adalah merokok di kapal adalah yang paling nikmat dan indah mengingat pemandangannya yang luar biasa indahnya. Intinya tidak sulit untuk merokok di kapal namun anda tetap harus tertib, taat aturan, dan menjaga kebersihan.
Lalu bagaimana dengan moda kendaraan umum darat seperti bus dan kereta? Untuk urusan fasilitas ruangan merokok, bus jauh lebih unggul ketimbang kereta api. Kendati demikian yang harus anda perhatikan adalah hanya bus jarak jauh saja yang menyediakan fasilitas tersebut dan tidak semua PO Bus menyediakannya. Sedangkan kereta sudah pasti tidak memilikinya.
Sebenarnya di mana letak ruangan merokok di bus? Posisinya biasanya ditempatkan di bagian belakang dekat dengan toilet. Biasanya di sana disediakan dua kursi di sana dan ditutup oleh kaca serta diberikan akses untuk membuka jendela kecil agar memudahkan sirkulasi udara masuk dan keluar.
Ruangannya cukup nyaman untuk merokok dan bisa dipastikan aman serta tak akan mengganggu penumpang yang lainnya. Bonusnya adalah saat ini banyak armada bus yang menyediakan fasilitas kopi panas gratis dan anda tinggal menyeduhnya serta membawanya ke dalam smoking area tersebut. Nikmat bukan? Kalau lagi suntuk saat perjalanan anda tinggal ke belakang, ngopi dan fusshhhh, sedap!
Namun anda harus toleran juga dengan perokok lain yang ingin menikmati fasilitas ruangan tersebut. Mengingat biasanya hanya disediakan paling banyak dua kursi di sana. Sesekali berganti dengan penumpang lain yang ingin menggunakannya. Lagipula terlalu lama di ruangan itu juga sebenarnya tidak terlalu nyaman.
Kereta api memang menawarkan kelebihan dari segi kecepatan, ketepatan waktu, kenyamanan, dan keamanan. Psikologis penumpang kereta api pasti jauh lebih baik ketimbang pesawat udara, bus, dan kapal. Nyaris sudah jarang kita dengar kecelakaan kereta yang terjadi dalam beberapa tahun belakangan ini. Stasiun juga sekarang bersih, tertib, dan kenyamanan penumpang benar-benar diperhatikan.
Apakah saat menggunakan kereta api tidak bisa merokok? Ga juga sebenarnya tapi anda harus mengetahui informasi ini. Kereta api di Indonesia tidak memiliki fasilitas ruangan merokok namun anda bisa merokok di smoking area yang ada di semua stasiun. Tapi nih tapi saat perjalanan anda tidak bisa merokok di setiap stasiun mengingat waktu berhentinya paling hanya sekitar dua sampai lima menit saja. Setahu saya paling lama untuk transit itu di Stasiun Cirebon dan makanya para penumpang yang ingin merokok paling sering untuk merokok di stasiun tersebut.
Nah, beda lagi jika anda menggunakan kereta api kelas ekonomi. Pengalaman saya kereta kelas ini berhenti jauh lebih lama di beberapa stasiun. Mengapa? Karena kereta tersebut harus mengalah untuk kereta kelas eksekutif yang lebih diprioritaskan untuk lewat terlebih dahulu. Ini jadi kelebihan menggunakan kereta api kelas ekonomi, karena waktu nyebats jadi cukup lebih lama.
Pilihan untuk menggunakan moda kendaraan umum mana untuk mudik tentu kembali lagi pada pilihan anda masing-masing. Pilihannya biasa tergantung pada kesediaan tiket di jadwal yang diinginkan. Atau akses yang lebih mudah untuk sampai di kampung halaman. Saya percaya juga kok fasilitas merokok bukan jadi pertimbangan utama dan mendasar untuk memilihnya. Pertama karena masih menjalani puasa, yang kedua karena rokok memang tidak adiktif.