Thinkway Logo

Hindari Gagal Panen Petani Ngawi Pilih Tanam Tembakau

Sejumlah petani di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur beralih menanam tanaman palawija dan tembakau pada saat musim kemarau saat ini, guna menghindari kerugian akibat gagal panen padi yang pernah dialami musim kemarau lalu.

“Petani Ngawi di wilayah yang tidak ada sumurnya kebanyakan sudah beralih menanam palawija seperti kacang dan kedelai, juga tembakau,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi, Marsudi kepada wartawan, Kamis 25 Juli 2019.

Menurut dia, komoditas palawija dan tembakau tidak kalah menguntungkan dari padi. Jenis tanaman tersebut memiliki nilai jual cukup tinggi dan pangsa pasar sendiri.

“Hal yang beralih menanam tanaman tembakau kebanyakan petani di wilayah Ngawi timur seperti Karangjati, Padas, Pangkur, dan Bringin,” kata dia.

Selain tidak ada sumur, beralihnya petani dari padi ke menanam palawija ataupun tembakau juga dipicu oleh menyusutnya volume air Waduk Pondok yang menjadi sumber pengairan utama lahan pertanian di Ngawi wilayah timur.

Sejumlah petani wilayah sekitar Waduk Pondok memilih membuat sumur pompa diesel sendiri untuk mengantisipasi tersendatnya pasokan air ketika kemarau. Petani banyak yang memasang aliran listrik di sawah-sawah sebagai sumber tenaga dari sumur tersebut.

Untuk mengairi lahan palawija dan tembakau tersebut, kini petani setempat hanya mengandalkan sumur pompa air diesel. Itupun debit airnya sudah berkurang drastis. Ia berharap pasokan air yang minim tersebut dapat berlangsung hingga tanaman palawijanya memasuki masa panen.

Sesuai data, volume air Waduk Pondok semakin menyusut seiring memasuki musim kemarau. Catatan petugas setempat, dalam sehari ketinggian air rata-rata turun satu sentimeter.

Saat ini volume air Waduk Pondok tersisa 7,8 juta meter kubik. Padahal, saat usai masa panen sebelumnya volume waduk setempat masih di angka 11 juta meter kubik.

Selain berdampak pada lahan pertanian, kemarau juga membuat sejumlah wilayah di Ngawi krisis air bersih bagi warganya. BPBD Ngawi telah memetakan terdapat 45 desa di wilayah setempat yang rawan kekeringan.

Guna mengantisipasinya, BPBD bekerja sama dengan lembaga terkait dan Pemprov Jatim akan melakukan pendistribusian air bersih sesuai permintaan warga.***

Sumber: Jatimnet

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.